KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, semata-mata atas segala limpahan
Rahmat-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang
berjudul Asuhan Keperawatan pada Klien dengan DEMAM REUMATIK ini, penulis
menyadari masih banyak sekali kekurangan dan kesalahan dalam hal bentuk dan isi
dari pembuatan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca agar dapat bermanfaat dan diaplikasikan kedalam kehidupan
pribadi, keluarga maupun bermasyarakat dalam
pengembangan Asuhan Keperawatan yang profesional.
Penulis menyadari masih banyak kesalahan maupun kekurangan
dalam pembuatan Makalah ini, baik dalam bentuk maupun dari isi
Makalah ini. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan masukan-masukan yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan Makalah atau karya ilmiah kedepannya.
Jakarta, 6 mei 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………
DAFTAR
ISI………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUN
A. Latar
Belakang……………………………………………….....
B. Tujuan Penulisan……………………………………………......
1. Tujuan Umum
2. Tujuan khusus
C. Batasan
Masalah………………………………………………..
D. Metode penulisan……………………………………………….
E. Sistematika
Penulisan…………………………………………...
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian Demam reumatik.
B. Anatomi fisiologi
jantung.
C. Patofisiologi
D. Penyebab atau Etiologi
Demam reumatik.
E. Maniefestasi klinis
Demam reumatik.
F. Komplikasi Demam reumatik.
G. Pemeriksaan Diagnostik Demam reumatik.
H. Penatalaksanaan Demam reumatik.
I. Asuhan Keperawatan
BAB III PENUTUP
A. Ksimpulan…………………………………………………….....
B. Saran…………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Demam reumatik
merupakan penyakit sistemik yang dapat berusifat akut, subakut, atau fulminan.
Penyakit ini disebabkan oleh serangan bakteri
Streptococcus betahemolyticus group A, mengakibatkan terjadinya Infeksi
Saluran Pernapasan Atas (ISPA). Penyakit ini akan menimbulkan gejala sisa
(sekuele), yaitu Penyakit Jantung Rheumatik. Hingga saat ini masih menjadi
masalah kesehatan yang penting ditangani dinegara-negara yang sedang
berkembang.
Prevalensi
demamrheumatik dan penyakit jantung rheumatic yang diperoleh dari penelitian
WHO mulai tahun 1984 yaitu di-16 negara sedang berkembang diAfrika, Amerika Latin,
Timur Jauh, Asia Tenggara dan Pasifik Barat berkisar 0,1-2,6 per 1.000 anak
sekolah, dengan prevalensi rata-rata sebesar 2,2 per 1.000 anak sekolah.
Sementara prevalensi pada anak sekolah
dibeberapa Negara Asia pada tahun 1980-an berkisar 1-10 per 1.000 anak sekolah.
Dari suatu penelitian
yang dilakukan diIndia Selatan diperoleh prevalensi sebesar 4,9 per 1.000 anak
sekolah, sementara angka yang didapat diThailand sebesar 1,2-2,1 per 1.000 anak
sekolah. Sementara prevalensi Demam Rheumatik diIndonesia sendiri belum diketahui
secara pasti meskipun beberapa penelitian yang
pernah dilakukan menunjukan bahwa prevalensi penyakit Jantung Rheumatik berkisar
antara 0,3-0,8 per 1.000 anak sekolah.
Dengan demikian,
secara kasar dapat dipastikan bahwa prealensi Demam Rheumatik diIndonesia pasti
lebih tinggi dan angka tersebut mengingat penyakit Jantung Rheumatik merupakan
akibat dari Demam Rheumatik.
B. Tujuan Penulisan
1.
Tujuan Umum
Mampu memberikan Yankes dan Asuhan Keperawatan
yang professional sesuai dengan standar profesi keperawatan pada klien dan
keluarga, sehingga keluarga dank lien dapat menyadari dan mengetahui arti
penting dalam menangani sekaligus mengurangi atau meminimalisir dampak yang
ditimbulkan oleh penyakit Demam rheumatik dan penyakit Jantung rheumatik ini.
2.
Tujuan Khusus
a)
Menjelaskan pengertian Demam reumatik.
b)
Menjelaskan Anatomi fisiologi jantung.
c)
Menjelaskan proses perjalanan penyakit
(patofisiologi).
d)
Menjelaskan Penyebab atau Etiologi Demam
reumatik.
e)
Menjelaskan akibat lanjut atau Maniefestasi
klinis Demam reumatik.
f)
Menjabarkan Komplikasi Demam reumatik.
g)
Melakukan Pemeriksaan Diagnostik terhadap penderita Demam reumatik.
h)
Menjelaskan cara Penatalaksanaan Demam reumatik.
i)
Membuat Asuhan Keperawatan.
C. Batasan Masalah
Makalah ini hanya membahas
tentang Demam reumatik antara lain pengertian, anatomi fisiologi jantung,
patofisiologi, etiologi, maniefestasi klinis, komplikasi, pemeriksaan
diagnostic, penatalaksanaan, dan asuhan
keperawatan.
D.
Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode literatur,
observasi dan wawancara, serta berpartisipasi aktif dalam penerapan Asuahan
Keperawatan pada Klien.
E. Sistematika Penulisan
Penulisan makalah ini dibuat secara Sistematik.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian
Demam reumatik adalah suatu penyakit peradangan
serius yang dapat secara permanen mempengaruhi struktur dan fungsi jantung,
terutama katup-katup jantung golongan A dengan gejala satu atau lebih gejala
mayor yaitu poli artritis migrans akut, karditis, korea minor, nodul subkutan
dan eritma marginatum. (Ngastiyah,
2005; 112)
B. Anatomi Fisiologi
Jantung merupakan organ yang terdiri dari otot.
bentunya menyerupai jantung pisang, bagian atasnya tumpul (pangkal jantung) dan
disebut basis kardis. Dsebelah bawah agak runcing yang disebut aspeks kardis.
Jantung berada didalam rongga dada sebelah depan (kavum mediastinum anterior),
sebelah kiri bawah dari pertengahan rongga dada, diatas diafragma dan pangkalnya
terdapat dibelakang kiri antara kosta V dan VI dua jari di bawah papila mamae.
Pada tempat ini teraba adanya pukulan jantung yang disebut iktus kordis. Ukuran
jantung lebih kurang sebesar genggaman tangan kanan dan beratnya kira-kira 250
– 300 gram.
Adapun lapisan-lapisannya, yaitu :
v Endokardium (lapisan
dalam)
v Miokardium (lapisan
inti)
v Perikardium (lapisan
luar)
Fungsi jantung adalah memompa darah kejaringan, menyuplai oksigen
dan zat nutrisi lain sambil mengangkut karbondioksida dan sampah hasil metabolisme.
C.
Patofisiologi
Dalam reumatik dinyatakan sebagai penyakit
autoimun. Streptokok diketahui dapat menghasilan kurang lebih 20 produk
ekstrasel diantaranya yang penting ialah streptolisin O, streptolisin S,
jialuronidase, streptokinase, difosforidin, dan masih ada beberapa lagi.
Produk-produk tersebut merangsang timbulnya
antibodi. DR diduga merupakan akibat kepekaan tubuh yang berlebihan terhadap
beberapa produk kita. Kaplan mengemukakan hipotesis tentang adanya reaksi
silang antibodi terhadap streptokok dengan otot jantung yang mempunyai susunan
antigen mirip dengan streptokok. Inilah penyebab reaksi auto imun.
D.
Etiologi
Demam rheumatik, seperti halnya dengan penyakit
lain merupakan akibat interaksi individu, penyebab penyakit dan faktor
lingkungan. Penyakit ini berhubungan erat dengan infeksi saluran nafas bagian
atas oleh beta streptokokus hemolyticus golongan A.
Faktor predisposisi yang berpengaruh pada
timbulnya demam rheumatik dan penyakit jantung rheumatik terdapat pada
individunya sendiri yaitu faktor genetik, jenis kelamin, golongan etnik, ras,
umur dan keadaan gizi. Sedangkan faktor-faktor lingkungan adalah keadaan sosial,
ekonomi yang buruk iklim dan geografi serta cuaca.
E. Manifestasi Klinis
Gejala demam rheumatik terdiri dari 4 stadium
yaitu :
Ø Stadium I
Stadium
ini berupa adanya infeksi saluran nafas bagian atas oleh kuman beta hemolyticus
golongan A dengan keluhan demam batuk, sakit menelan. Kadang disertai muntah
dan diare. Pada pemeriksaan hasil terdapat eksudat dan tanda-tanda peradangan
lainnya. Infeksi ini biasanya berlangsung selama dua sampai empat hari dan
dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan.
Ø Stadium II
Disebut
periode laten masa antara infeksi streptokoccus dengan permulaan gejala demam
rheumatik. Biasanya dalam waktu satu sampai tiga minggu, kecuali korea yang
dapat timbul dalam enam minggu atau beberapa bulan kemudian.
Ø Stadium II
Adalah
fase akut demam rheumatik. Gejala minor berupa gejala peradangan umum dengan
didapatkannya demam tidak begitu tinggi, lesu, lekas tersiggung, berat badan
menurun, anoreksia. Aemia dijumpai sebagai akibat tertekannya sistem
eritropoletik, bertambahnya volume plasma, memendeknya umur eritrosit dan
adanya perdarahan dari hidung (epistakasis).
Ø Stadium IV
Disebut
juga stadium inaktif. Baik pasien DR tanpa kelainan jantung maupun dengan
kelainan jantung reumatik tanpa gejala sisa katup tidak menunjukkan gejala
kelaian. Tetapi pasien yang dengan kelainannya, pada fase ini pasien DR / PJR
dapat mengalami reaktivitas peyakitnya. (Ngastiyah, 2005; 114)
F. Komplikasi
Ø Aritmia jantung
Ø Gagal jantung
Ø Parikarditis dengan
efusi yang luas
Ø Pneumonitis rheumatic
Ø Emboli paru
Ø Infark
Ø Kelainan katup jantung. (Arif
Mansjoer, 2000; 452)
G. Pemeriksaan Diagnostik
Ø Ekokardiografi: untuk
mendiagnosa perikarditis
Ø Perikardiosentasis:
untuk mendiagnosis perikarditis
Ø Pemeriksaan foto toraks:
untuk mendeteksi kardiomegali
Ø Elektrokardiogram (EKG):
bio atrioventrikuler (AV) dan pemanjangan segmen PR terdapat pada karditis
Ø Laju endap darah (LED):
meningkat pada peradangan. (Cecily L. Betz & Linda A. Snowden, 2002; 432)
H. Penatalaksanaan
a) Istirahat
b) Eradikasi kuman
streptokok
c) Penggunaan obat anti
radang bergantung terdapatnya dan beratnya kardit
d) Pengobatan suportif
berupa diet tinggi kalori dan protein serta vitamin (terutama vitamin C) dan pengobatan terhadap komplikasi.
I.
ASUHAN KEPERAWATAN
1.
Pengkajian
v Lakukan pengkajian fisik
rutin
v Dapatkan riwayat
kesehatan khususnya mengenai bukti-bukti infeksi streptokokus antesenden
v Observasi adanya
menifestasi demam reumatik
v Demam ringan, biasanya
memuncak di sore hari
v Epitaksis tidak dapat
dijelaskan
v Nyeri abdomen
v Kelemahan
v Keletihan
v Pucat
v Kehilangan nafsu makan
v Penurunan berat badan
(Donna L. Wong, 2003; 531)
2.
Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman
nyeri pada sendi b/d proses inflamasi
b. Kurangnya pengetahuan
orang tua atau anak b/d pengobatan, pembatasan aktivitas
c. Resiko tinggi cedera b/d
adanya organisme streptokokus
1.
Perencanaan
DX I : Gangguan rasa nyaman
nyeri pada sendi b/d proses inflamasi
Tujuan : Terpenuhinya rasa nyaman dan aman.
Kriteria hasil : Menyatakan nyeri hilang.
Intervensi
|
Rasionalisasi
|
- Anjurkan klien untuk memberitahu perawat dengan cepat bila
terjadi nyeri.
- Kaji dan catat respos pasien.
- Tinggikan kepala tempat tidur bila klien nafas pendek.
- Letakkan klien pada
istirahat total
|
- Menurunkan TD, nyeri dan penurunan demam dapat merangsang sistem
saraf simpatis.
- Memberikan inflamasi tentang kemajuan penyakit
- Memudahkan pertukaran gas.
- Menurunkan kebutuhan oksigen untuk meminimalkan resiko cedera
|
DX II : Kurangnya pengetahuan
orang tua atau anak b/d pengobatan, pembatasan aktivitas.
Tujuan : Orang tua dapat memahami tentang
regumen pengobatan dengan pembatasan aktivitas.
Kriteria hasil : Menyatakan pemahaman tentang
penyakit.
Intervensi
|
Rasionalisasi
|
-
Kaji tingkat pengetahuan klien atau orang terdekat.
-
Waspada terhadap tanda penginderaan.
-
Berikan penguatan penjelasan faktor resiko, pembatasan diet,
obat dan gejala yang memerlukan perhatian medis cepat.
-
Berikan informasi dalam bentuk belajar yang bervariasi
|
-
Perlu untuk pengobatan instruksi individu.
-
Mekanisme perhatian alamiah seperti marah, menolak, dapat
belajar.
-
Memberikan kesempatan pada pasien untuk mencakup informasi dan
mengasumsi kontrol dalam program rehabilitasi.
-
Penggunaan metode belajar yang bermacam-macam meningkatkan
penyerapan materi
|
DX III : Resiko tinggi cedera b/d
adanya organisme streptokokus.
Tujuan : klien (keluarga) mematuhi program terapeutik
keomplikasi atau rasa tidak nyaman yang dialami px minimal atau tidak ada.
Kriteria hasil : Anak dan keluarga mematuhi
program terapeutik. Anak pulih dari penyakit dengan komplikasi atau ketidaknyamanan
yang minimal atau tidak ada.
Intervensi
|
Rasionalisasi
|
-
Tanyakan pada keluarga dan anak yang lebih besar apakah anak
pernah mengalami reaksi alergi terhadap penisilin.
-
Dorong istirahat dan nutrisi yang adekuat.
-
Beri kesempatan pada anak dan keluarga
-
untuk mengugkapkan perasaan.
-
Jelaskan pada anak dan keluarga ttentang pentingnya pengawasan
terus-menerus dan pengawasan kesehatan jangka panjang
|
-
Penisilin merupakan obat pilihan untuk demam rematik.
-
Untuk mendorong bertahan tubuh alami.
-
Untuk mempermudah koping yang positif.
-
Karena anak rentan terhadap kekambuhan demam rematik.
-
Untuk mengendalikan proses inflamasi dan menurunkan demam
serta ketidaknyamanan
|
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Demam rematik adalah suatu penyakit peradangan
serius yang dapat secara permaen mempengaruhi struktur dan fungsi jantung,
terutama katup-katup jantunggolongan A dengan gejala satu atau lebih gejala
mayor yaitu poli artritis migrans akut, karditis, korea minor, nodul subkutan
dan eritma marginatum. (Ngastiyah,
2005; 112)
B.
Saran
Setelah para pembaca membaca makalah ini, kini
saatnya penulis mengharapkan partisipasi para pembaca agar bersedia memberi kritikan dan sarannya
yang bersifat membangun. Dengan demikian penulis bisa mengevaluasi kembali
hasil makalah ini dan dapat direnovasi dimakalah atau karya ilmiah kedepannya
nanti.
DAFTAR PUSTAKA
Corwin J. Elizabeth, Buku saku Phatofisiologi, EGC, Jakarta, 2000.
Cecily L. Berz & Linda A. Snowden, Buku Saku Keperawatan Pediatri,
EGC, Jakarta, 2002.
Ngastiyah, Perawatan
Anak Sakit, Edisi 2, Jakarta, 2005.
Arif Mansjoer, dkk, Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculapius, Jakarta, 2000.
"You are what do you think about you'r self..."
Gbu all..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar